728x90 AdSpace

Latest News
Selasa, 19 Mei 2009

Cinta Tak Kunjung Padam

Al-Suddy menuturkan bahwa sewafat Nabi Yusuf (dalam usia 120 tahun), Zulaykha rutin mengunjungi makamnya. Di atas pusara suaminya tercinta, dia berdoa, berdiam diri dalam kenangan bahagia bersamanya dan bergumam lirih sebagai ungkapan cintanya yang tak berkesudahan. Seorang pujangga besar Arab melukiskan rintihan lirih Zulaykha itu:



محبتي لا تنقضي * بسلوة تبطلها
كأنها دآئرة * آخرها أولها


Cintaku tak pernah berakhir
Manis madunya tak memudarkannya
Cintaku adalah lingkaran
Penghujungnya adalah permulaannya


Konon kabarnya, Zulaykha wafat tak lama setelah kewafatan Nabi Yusuf. Ada yang mengatakan empat bulan setelahnya, saat masa iddahnya habis, beliau jatuh sakit dan wafat. Tuhan seolah tak menghendaki derita berkepanjangan menderanya, Tuhan juga tak menghendaki janda Zulaykha (yang ketika itu masih cantik dan kaya raya) dipinang orang lain. Agar di akhirat dapat bersatu kembali ke pangkuan Yusuf dengan cintanya yang sejati.

Zulaykha tidak diketahui di mana pusaranya. Diduga, setelah kunjungan-ziarah terakhir ke makam suaminya, langkah kakinya tak menuntunnya kembali pulang ke istana, melainkan melangkah gontai entah kemana. Meninggalkan segala kekayaan, kemewahan dan kemegahan istana yang baginya tanpa Yusuf apalah gunanya.

Entah ada kaitan apa dengn Zionis Israel yang berkali-kali coba menggali makam para nabi, diantaranya makam Nabi Yusuf. Sejak dulunya, makam Nabi Yusuf di pugar – setidaknya- 2 kali; Semula, Nabi Yusuf dimakamkan di tengah telaga buatan berlantai marmer putih di samping kiri sungai Nil. Daerah sekitar makam itu lalu menjadi subur dan rindang. Orang-orang lalu mencoba memindahnya ke samping kiri yang tandus, di situpun lalu jadi subur dan tempat yang lama kembali tandus. Akhirnya, makam itu diletakkan di tengah-tengah sungai Nil, maka jadi suburlah kedua sisinya.

Dua hal patut dikritisi, pertama jika dulunya – saat sungai Nil masih kecil – makam Nabi Yusuf di tengah-tengahnya, tentulah kini telah lenyap bekas-bekasnya. Lalu yang diincar Zionis Yahudi sebenarnya makam siapa?

Kedua, pandangan dan ideology-keyakinan orang terkait pengaruh makam pada kesuburan lokasi. Sebegitu kuatnya pengaruh pusaran energy positifnya, seampuh energy doa Nabi Ibrahim terhadap negeri Bakkah (Mekkah) yang tandus. (Bersambung..)

Print this post

Sincerely,
Padhang Bulan
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

What Do You Think
Comment with English, Indonesian, Suroboyoan, Madurian, Arabian, and Melayuan.. :-)

Item Reviewed: Cinta Tak Kunjung Padam Rating: 5 Reviewed By: shodiqiel